Penilaian Program CHSE (Cleanliness, Health, Safety, Environment) dalam Pariwisata: Pilar Kepercayaan dan Keberlanjutan Destinasi di Era Baru
Pendahuluan
Sektor pariwisata adalah salah satu pilar ekonomi global yang krusial, menyumbang jutaan lapangan kerja dan triliunan dolar bagi Produk Domestik Bruto (PDB) berbagai negara. Namun, pandemi COVID-19 pada awal tahun 2020 telah mengguncang industri ini secara fundamental, memaksa adaptasi cepat terhadap standar kesehatan dan keselamatan yang belum pernah ada sebelumnya. Pergeseran paradigma ini menempatkan faktor kebersihan, kesehatan, keamanan, dan kelestarian lingkungan sebagai prioritas utama bagi wisatawan dan pelaku usaha.
Dalam konteks ini, program CHSE (Cleanliness, Health, Safety, Environment) muncul sebagai inisiatif strategis untuk memulihkan kepercayaan publik, memastikan keberlanjutan operasional, dan membangun ekosistem pariwisata yang lebih tangguh. CHSE bukan sekadar label atau sertifikasi sementara; ia adalah fondasi baru yang merepresentasikan komitmen destinasi dan pelaku usaha pariwisata terhadap standar operasional yang lebih tinggi. Artikel ini akan mengulas secara mendalam mengenai penilaian program CHSE dalam pariwisata, meliputi latar belakang, pilar-pilar utama, tujuan, metodologi penilaian, manfaat yang ditawarkan, tantangan yang dihadapi, serta prospek masa depannya.
I. Latar Belakang dan Urgensi Program CHSE
Sebelum pandemi, daya tarik utama pariwisata seringkali berpusat pada keindahan alam, budaya, dan pengalaman unik. Namun, krisis kesehatan global mengubah lanskap ini secara drastis. Kekhawatiran akan penularan penyakit menular menjadi faktor penentu utama dalam keputusan perjalanan. Wisatawan kini tidak hanya mencari destinasi yang indah, tetapi juga yang terbukti aman, bersih, dan bertanggung jawab.
Menyikapi perubahan ini, berbagai negara dan organisasi pariwisata dunia, termasuk Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) di Indonesia, meluncurkan program sertifikasi CHSE. Program ini dirancang untuk memberikan jaminan kepada wisatawan bahwa produk dan layanan pariwisata yang mereka gunakan telah memenuhi protokol kebersihan, kesehatan, keamanan, dan lingkungan yang ketat. Urgensi CHSE tidak hanya terletak pada pemulihan pariwisata pasca-pandemi, tetapi juga dalam membangun fondasi pariwisata yang lebih resilient dan berkelanjutan di masa depan, siap menghadapi tantangan global lainnya. Dengan adanya standar CHSE, destinasi dan pelaku usaha dapat membangun kembali reputasi dan kepercayaan, yang merupakan modal utama dalam industri pariwisata.
II. Memahami Pilar-Pilar CHSE
Program CHSE didasarkan pada empat pilar utama yang saling terkait dan mendukung, membentuk kerangka kerja komprehensif untuk praktik pariwisata yang bertanggung jawab:
-
Cleanliness (Kebersihan):
Pilar kebersihan berfokus pada penerapan standar kebersihan dan sanitasi yang tinggi di seluruh fasilitas dan area yang digunakan wisatawan. Ini mencakup:- Disinfeksi Rutin: Pembersihan dan disinfeksi permukaan yang sering disentuh (handle pintu, meja, kursi, saklar) secara berkala menggunakan cairan disinfektan yang sesuai standar.
- Kebersihan Lingkungan: Pemeliharaan kebersihan area umum seperti lobi, restoran, kamar mandi, kolam renang, dan kamar tamu.
- Pengelolaan Sampah: Sistem pengelolaan sampah yang efektif, pemilahan, dan pembuangan yang aman untuk mencegah penumpukan dan penyebaran kuman.
- Hygiene Pribadi: Penyediaan fasilitas cuci tangan atau hand sanitizer di lokasi strategis, serta edukasi mengenai praktik kebersihan pribadi bagi staf dan wisatawan.
-
Health (Kesehatan):
Pilar kesehatan menekankan pada upaya pencegahan penyebaran penyakit dan respons terhadap kondisi darurat medis. Ini meliputi:- Protokol Kesehatan: Penerapan protokol kesehatan seperti pemeriksaan suhu tubuh, penggunaan masker, pembatasan kapasitas, dan jaga jarak fisik (physical distancing).
- Ketersediaan Fasilitas Medis: Akses mudah ke fasilitas P3K, serta informasi mengenai layanan kesehatan terdekat.
- Pelatihan Staf: Pelatihan kepada staf mengenai protokol kesehatan, penanganan kasus suspek, dan tindakan pertolongan pertama.
- Ventilasi yang Baik: Memastikan sirkulasi udara yang optimal di dalam ruangan untuk mengurangi risiko penularan virus.
-
Safety (Keamanan):
Pilar keamanan mencakup perlindungan terhadap risiko fisik, bencana, dan tindakan kriminal, baik bagi wisatawan maupun staf. Aspek-aspeknya meliputi:- Keamanan Fisik: Pemasangan CCTV, petugas keamanan, sistem kunci yang aman, dan prosedur evakuasi darurat yang jelas.
- Manajemen Risiko Bencana: Rencana mitigasi dan evakuasi untuk bencana alam (gempa bumi, banjir, kebakaran) atau non-alam.
- Keamanan Pangan: Penerapan standar keamanan pangan yang ketat dalam penyiapan dan penyajian makanan dan minuman.
- Informasi dan Orientasi: Penyediaan informasi keamanan yang jelas kepada wisatawan, termasuk peta darurat dan nomor kontak penting.
- Pengaturan Keramaian: Manajemen alur wisatawan untuk mencegah kerumunan yang berlebihan di area tertentu.
-
Environment (Lingkungan):
Pilar lingkungan berfokus pada praktik pariwahisa yang berkelanjutan dan bertanggung jawab terhadap lingkungan alam. Ini mencakup:- Pengelolaan Limbah: Pengurangan, pemilahan, dan daur ulang limbah, serta pengelolaan limbah berbahaya sesuai standar.
- Efisiensi Energi: Penggunaan energi secara efisien (lampu hemat energi, AC inverter), serta pemanfaatan energi terbarukan jika memungkinkan.
- Konservasi Air: Penggunaan air secara bijak, pencegahan kebocoran, dan pemanfaatan sistem daur ulang air.
- Perlindungan Lingkungan: Pencegahan polusi, perlindungan keanekaragaman hayati lokal, dan promosi pariwisata berbasis alam yang bertanggung jawab.
- Penggunaan Produk Ramah Lingkungan: Prioritas penggunaan produk-produk yang tidak merusak lingkungan.
III. Tujuan Penilaian Program CHSE
Penilaian program CHSE memiliki beberapa tujuan strategis yang saling mendukung:
- Membangun Kepercayaan Wisatawan: Ini adalah tujuan utama. Sertifikasi CHSE berfungsi sebagai tanda jaminan yang meyakinkan wisatawan bahwa mereka akan mendapatkan pengalaman yang aman dan higienis.
- Meningkatkan Daya Saing Destinasi: Destinasi atau usaha pariwisata yang tersertifikasi CHSE akan memiliki keunggulan kompetitif di pasar, menarik lebih banyak wisatawan yang peduli akan kesehatan dan keamanan.
- Menciptakan Ekosistem Pariwisata yang Aman dan Sehat: Penilaian mendorong seluruh rantai nilai pariwisata untuk menerapkan standar yang seragam, menciptakan lingkungan yang lebih aman bagi semua pihak.
- Standarisasi Praktik Terbaik: CHSE menetapkan tolok ukur untuk praktik operasional terbaik dalam industri pariwisata, mendorong inovasi dan peningkatan berkelanjutan.
- Mendukung Keberlanjutan Pariwisata: Pilar "Environment" secara khusus memastikan bahwa pemulihan pariwisata tidak mengorbankan kelestarian lingkungan, sejalan dengan tujuan pembangunan berkelanjutan.
- Mempercepat Pemulihan Ekonomi: Dengan kembalinya kepercayaan wisatawan, sektor pariwisata dapat beroperasi lebih stabil, yang pada gilirannya akan mendorong pemulihan ekonomi secara keseluruhan.
IV. Metodologi dan Kriteria Penilaian CHSE
Proses penilaian CHSE biasanya dilakukan oleh lembaga sertifikasi independen yang telah diakreditasi oleh pemerintah atau otoritas terkait. Metodologi penilaian dirancang untuk menjadi komprehensif dan objektif, meliputi beberapa tahapan:
- Pengajuan dan Persiapan: Pelaku usaha mengajukan permohonan sertifikasi dan menyiapkan dokumen-dokumen yang diperlukan, termasuk prosedur operasional standar (SOP) terkait CHSE.
- Audit Dokumen: Auditor meninjau semua dokumen yang diserahkan untuk memastikan kesesuaian dengan standar CHSE. Ini mencakup kebijakan, prosedur, daftar periksa kebersihan, rencana darurat, dan catatan pelatihan staf.
- Audit Lapangan (On-Site Audit): Tim auditor mengunjungi lokasi usaha pariwisata untuk melakukan verifikasi langsung. Mereka akan memeriksa implementasi setiap pilar CHSE, mulai dari kebersihan fisik fasilitas, ketersediaan hand sanitizer, tanda-tanda jaga jarak, sistem keamanan, hingga praktik pengelolaan limbah. Auditor juga akan melakukan wawancara dengan manajemen dan staf untuk memastikan pemahaman dan kepatuhan terhadap protokol.
- Verifikasi dan Penilaian: Berdasarkan temuan audit dokumen dan lapangan, auditor akan menyusun laporan penilaian. Jika ditemukan ketidaksesuaian, pelaku usaha akan diberikan waktu untuk melakukan perbaikan.
- Penerbitan Sertifikat: Setelah semua kriteria terpenuhi dan perbaikan yang diperlukan telah dilakukan, lembaga sertifikasi akan menerbitkan sertifikat CHSE. Sertifikat ini biasanya memiliki masa berlaku tertentu (misalnya, satu atau dua tahun) dan harus diperbarui melalui audit berkala (audit surveillance) untuk memastikan konsistensi.
- Kriteria Penilaian: Kriteria penilaian CHSE sangat detail, mencakup aspek-aspek spesifik dari masing-masing pilar. Contohnya, untuk hotel, kriteria dapat mencakup:
- Cleanliness: Frekuensi disinfeksi kamar, kebersihan linen, pengelolaan sampah kamar.
- Health: Prosedur pemeriksaan suhu tamu, ketersediaan klinik/dokter on-call, ventilasi di area publik.
- Safety: Sistem alarm kebakaran, prosedur evakuasi, keamanan kolam renang.
- Environment: Penggunaan dispenser air minum untuk mengurangi botol plastik, program daur ulang handuk.
V. Manfaat Implementasi dan Penilaian CHSE
Penerapan dan sertifikasi CHSE memberikan manfaat signifikan bagi berbagai pihak:
-
Bagi Pelaku Usaha Pariwisata:
- Peningkatan Reputasi dan Kepercayaan: Membangun citra positif sebagai penyedia layanan yang bertanggung jawab dan aman.
- Daya Tarik Pasar: Menarik segmen wisatawan yang semakin sadar akan kesehatan dan keberlanjutan.
- Efisiensi Operasional: Mendorong standarisasi dan peningkatan prosedur operasional, yang dapat meningkatkan efisiensi.
- Kepatuhan Regulasi: Memastikan kepatuhan terhadap regulasi pemerintah terkait kesehatan dan keselamatan.
- Mitigasi Risiko: Mengurangi risiko penyebaran penyakit dan insiden keamanan, yang dapat berdampak negatif pada bisnis.
-
Bagi Wisatawan:
- Rasa Aman dan Nyaman: Memberikan ketenangan pikiran saat bepergian dan menikmati layanan pariwisata.
- Pengalaman Positif: Memastikan pengalaman liburan yang menyenangkan tanpa kekhawatiran berlebihan tentang kesehatan atau keamanan.
- Akses Informasi yang Jelas: Membantu wisatawan dalam memilih destinasi dan akomodasi yang memenuhi standar tertentu.
-
Bagi Destinasi dan Pemerintah:
- Pemulihan Pariwisata yang Lebih Cepat: Mempercepat kebangkitan sektor pariwisata setelah krisis.
- Citra Destinasi yang Positif: Memposisikan destinasi sebagai tempat yang aman dan bertanggung jawab di mata dunia.
- Pertumbuhan Ekonomi Berkelanjutan: Mendukung pembangunan pariwisata yang tidak hanya menguntungkan secara ekonomi tetapi juga berkelanjutan secara sosial dan lingkungan.
- Peningkatan Standar Industri: Mendorong peningkatan kualitas layanan secara keseluruhan di seluruh industri pariwisata.
VI. Tantangan dalam Implementasi dan Penilaian CHSE
Meskipun memiliki banyak manfaat, implementasi dan penilaian CHSE juga dihadapkan pada beberapa tantangan:
- Biaya Investasi Awal: Bagi banyak usaha pariwisata, terutama Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM), investasi awal untuk memenuhi standar CHSE (misalnya, membeli disinfektan, termometer, atau meningkatkan fasilitas) bisa menjadi beban finansial.
- Edukasi dan Kesadaran: Tidak semua pelaku usaha atau staf memiliki pemahaman yang memadai tentang pentingnya CHSE dan bagaimana mengimplementasikannya secara efektif. Diperlukan edukasi dan pelatihan berkelanjutan.
- Konsistensi Implementasi: Menjaga konsistensi penerapan standar CHSE secara berkelanjutan, terutama setelah sertifikasi awal, adalah tantangan besar yang memerlukan pengawasan dan komitmen terus-menerus.
- Pengawasan dan Penegakan: Memastikan bahwa standar CHSE tidak hanya menjadi "kertas," tetapi benar-benar dijalankan di lapangan, memerlukan sistem pengawasan dan penegakan yang kuat dari pihak berwenang.
- Adaptasi Terhadap Perubahan: Standar kesehatan dan keamanan dapat berkembang seiring waktu, menuntut pelaku usaha untuk terus beradaptasi dan memperbarui praktik mereka.
- Keterbatasan Sumber Daya: Di beberapa daerah atau bagi UMKM, akses terhadap sumber daya (dana, tenaga ahli, teknologi) untuk memenuhi persyaratan CHSE mungkin terbatas.
VII. Rekomendasi dan Prospek Masa Depan
Untuk mengatasi tantangan dan memaksimalkan potensi CHSE, beberapa rekomendasi dapat dipertimbangkan:
- Dukungan Pemerintah: Pemerintah perlu terus memberikan insentif, subsidi, atau program pelatihan gratis bagi UMKM untuk mempermudah adopsi CHSE.
- Kolaborasi Multi-Pihak: Kerjasama antara pemerintah, asosiasi industri, akademisi, dan masyarakat lokal sangat penting untuk menyebarkan informasi, memberikan pelatihan, dan melakukan pengawasan.
- Digitalisasi Proses: Pemanfaatan teknologi (aplikasi, platform online) dapat menyederhanakan proses pengajuan, audit, dan pemantauan CHSE, menjadikannya lebih efisien dan transparan.
- Edukasi Berkelanjutan: Kampanye edukasi yang masif dan berkelanjutan bagi wisatawan dan pelaku usaha tentang pentingnya CHSE.
- Integrasi dengan Keberlanjutan yang Lebih Luas: Mengintegrasikan CHSE ke dalam kerangka keberlanjutan pariwisata yang lebih luas, sehingga aspek lingkungan menjadi lebih kuat dan tidak hanya terbatas pada respons pandemi.
- Inovasi dalam Praktik CHSE: Mendorong inovasi dalam solusi kebersihan, kesehatan, dan keamanan yang efisien dan ramah lingkungan.
Kesimpulan
Program penilaian CHSE adalah langkah progresif dan krusial dalam evolusi industri pariwisata global. Lebih dari sekadar respons terhadap krisis, CHSE telah membentuk fondasi baru bagi pariwisata yang lebih bertanggung jawab, tangguh, dan berkelanjutan. Dengan fokus pada kebersihan, kesehatan, keamanan, dan lingkungan, CHSE tidak hanya memulihkan kepercayaan wisatawan tetapi juga mendorong peningkatan kualitas layanan secara menyeluruh.
Meskipun tantangan dalam implementasi dan penilaiannya nyata, manfaat jangka panjang dari CHSE jauh melampaui biaya dan upaya yang dikeluarkan. Ia adalah investasi penting untuk masa depan pariwisata yang tidak hanya indah dan menarik, tetapi juga aman, sehat, dan lestari bagi semua. Oleh karena itu, komitmen kolektif dari semua pemangku kepentingan untuk mendukung dan memperkuat program CHSE akan menjadi kunci utama dalam membangun kembali dan memajukan sektor pariwisata di era baru ini. CHSE bukan hanya sebuah sertifikasi, melainkan sebuah budaya baru yang harus melekat dalam setiap sendi operasional pariwisata.


